MAKALAH
“ VIRUS & JAMUR ”
Oleh:
(Kelompok 3)
AHMAD
SUDIRMAN
KHAERUDDIN
YASSER ARAFAT
M. TOPAN PRAHARA
ENGGAR
RYANY SAPUTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN
BALIK DIWA MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari
efek merugikan dari bahan kimia terhadap organism hidup. Masuknya racun kedalam
tubuh mahluk hidup dapat melalui berbagai cara seperti melalui absirbsi,
tertelan memalui mulut, terhirup oleh hidung, dan lain-lain. Jalur utama toksin
masuk dalam tubuh mahluk hidup adalah melalui absorbs, distribusi, dan ekskresi
pada paru-paru (pernapasan), kulit (topical), pencernaan (ingesti)dan injeksi.
Masuknya virus/jamur dapat membuat tubuh bisa
keracunan, bahkan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu yang lama.
Hampir semua penyakit yang dialami oleh mahluk hidup tak terlepas dari
aktifitas mikroba (virus,jamur,bakteri,parasit,dan khamir).
2. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
a)
Melatih
mahasiswa agar dapat bekerjasama
b)
Sebagai
salah satu faktor penilaian dari dosen pengampuh
c)
Mahasiswa
dapat mengetahui tentang Virus dan Jamur?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. VIRUS
Ø Pengertian
Virus adalah parasit intraseluler
obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi,
tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION”
yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics.
Virus
merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup
Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus
menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan
makhluk hidup.
Bentuk
virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.
Ø Struktur Dan Anatomi Virus
Virus merupakan organisme subselular
yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak
dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm
(lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar
dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat
berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA
untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam
nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen
virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus
untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks,
polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang
disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya
disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya,
pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein
dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini
diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian
ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik
ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus
hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.
Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat
diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa
jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus
pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung
ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan
protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat
pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk
menempel pada suatu bakteri.
Partikel
lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
Ø Reproduksi Virus
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus
litik dan siklus lisogenik.
1) Siklus Litik
Siklus litik dalam virologi
merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus
litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut
penghancuran sel inangnya.
Siklus litik, secara umum mempunyai
3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis.
Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit.
Tahapan siklus:
·
Adsorbsi & penetrasi
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus
mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik.
Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari
sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA
virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
·
Replikasi (Biosintesis)
Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan
menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang,
lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk
melanjutkan proses reproduksinya.
DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat
pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan
protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang
sedang dibuat.
Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian
diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi
untuk memberi bentuk tubuh virus.
·
Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel
telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan
menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan
keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan
mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan
berulang kembali.
2) Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi
virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus
litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam
nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus.
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu
adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus:
·
Adsorpsi dan penetrasi
Virus
menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada
sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya
kedalam sel.
·
Penyisipan gen virus
Asam
nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan
menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian
akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi
pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
·
Pembelahan sel inang
Sel inang
yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah
bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali
berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
·
Hubungan dengan siklus litik
Provirus
yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat
tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila
diberi agen penginduksi
Contoh – Contoh Virus
1) HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang
sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap
ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang
mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN
(cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN
inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut
mengalami replikasi.
2) Virus Herpes
Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang
kemudian disalin menjadi mARN.
3) Virus influenza
Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus
replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya
berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.
4) Paramyxovirus
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya
mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit
campak dan gondong.
5) Virus pada ikan
-
Koi Herpes Virus (KHV)
Ø Peranan Virus Dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat
dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada
Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.
Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember
2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).
Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai
penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak
ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang
sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang
saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi
hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut
disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel
berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi
hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau
petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.
1) Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa
unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit
rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet.
Penyebabnya adalah virus rabies.
2) Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman
tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni
jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro.
Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus
vein phloem degeneration (CVPD).
3) Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus
adalah
·
Pilek (yang bisa saja disebabkan
oleh satu atau beberapa virus sekaligus)
·
Cacar
·
AIDS (yang disebabkan virus HIV)
·
Demam herpes (yang disebabkan virus
herpes simpleks)
·
Kanker leher rahim juga diduga
disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil)
Yang memperlihatkan contoh kasus
pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.
Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya
diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada
penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan
wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata
biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan
varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap
penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar
dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa
suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang
dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya,
diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak
langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap
paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama
kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus
berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti
sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan
terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini
menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
2. JAMUR
Ø Pengertian
Jamur
adalah organisme yang mempunyai inti, spora, tidak berklorofil, dinding sel
terdiri atas sellulosa, khitin atau kombinasi keduanya, berbentuk filament atau
benang-benang bercabang yang bersekat atau tidak bersekat. Benang-benang pada
jamur ini disebut hifa. Hifa terdiri atas sel-sel yang berinti satu
(uninukleat) atau dua (bunikleat). Hifa jamur menyatu membentuk kumpulan hifa
yang disebut miselium (Alexopoulos et al., 1996; Aryantha dan Rahmat,1999)
Ø Ciri-ciri Umum Jamur
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki
membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof (
tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang
bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh
terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa
yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang
berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang
terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit
memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel
inangnya.,’
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara
generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun
fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora,
dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur
pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam,
dan kurang cahaya matahari.
Ø
Struktur Tubuh
Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir,
ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen
dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai
benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Ø Cara Makan Dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat
heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
a.
Parasit obligat: merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b.
Parasit fakultatif: adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang cocok.
c.
Saprofit: merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi
molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu
jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di
air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Ø
Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual
(generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur
menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya
uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi
secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibat-kan
terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi
dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma)
dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami
terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan
membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel
melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Ø
Peranan Jamur
a)
Peranan jamur dalam kehidupan
manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut. Volvariella
volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
b)
Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan,
yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c)
Khamir Saccharomyces berguna
sebagai fermentor dalam industry keju, roti, dan bir.
d)
Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e)
Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di
samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.
a)
Phytium sebagai
hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b)
Phythophthora inf’estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c)
Saprolegnia sebagai
parasit pada tubuh organisme air.
d)
Albugo merupakan parasit pada tanaman
pertanian.
e)
Pneumonia carinii menyebabkan
penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f)
Candida sp.
penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Ø
Klasifikasi Jamur
a)
MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
·
Myxomycotina merupakan jamur yang
paling sederhana.
·
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
ü Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amoeba, disebut plasmodium
ü Fase tubuh buah
·
Reproduksi : secara vegetatif dengan
spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies
: Physarum polycephalum
b)
OOMYCOTINA
·
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa
tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
·
Reproduksi:
ü Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
darat dengan sporangium dan konidia.
ü Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai
ikan, serangga darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit
busuk pada kentang.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi
sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang,
virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi
tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Jamur adalah organisme
yang mempunyai inti, spora, tidak berklorofil, dinding sel terdiri atas
sellulosa, khitin atau kombinasi keduanya, berbentuk filament atau
benang-benang bercabang yang bersekat atau tidak bersekat. Jamur memperbanyak
diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua
hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi
tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora,
bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Jamur juga berperan dalam
kehidupan yaitu sebagai pengurai atau dekompuser jasad yang sudah mati dan
membebaskan zat zat kimia kea lam selain itu jamur juga berperan dalam
kehidupan manusia seperti pembuatan tempe dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar